Anak-anak ku, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanannya ada pemadam. Kita main satu permainan, bila bapa angkat tangan yang ada kapur, maka katakanla kamu semua "Kapur!!!", kuat-kuat. Jika bapa angkat tangan kiri yang ada pemadam ini, maka katakanla "Pemadam!!!" kuat-kuat, kata Si Bapa. Anak-anaknya semuanya faham dan mengikuti.
Si Bapa berganti-gantian mengangkat antara kanan dan kiri tangannya, semakin lama semakin cepat. Beberapa saat kemudian Si Bapa kembali berkata, "Baik sekarang perhatikan. Jika bapa angkat kapur, maka katakanlah "Pemadam!!!", jika bapa angkat pemadam, maka katakanlah "Kapur!!!".
Dan diulangkan seperti tadi, tentu saja anak-anak tadi keliru dan kekok, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kekok. Selang beberapa saat, permainan berhenti. Si Bapa
tersenyum kepada anak-anaknya. "Anak-anak, begitulah kita ummat Islam. Mulanya yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Kita begitu jelas
membezakannya.
Namun kemudian, musuh-musuh kita memaksakan kepada kita dengan berbagai cara, untuk menukarkan sesuatu, dari yang haq menjadi bathil, dan sebaliknya."" Buat permulaan mungkin agak sukar bagi kita menerima hal tersebut, tapi karena terus digembar-gemburkan dengan cara-cara
menarik oleh mereka samada melalui TV maupun suratkhabar, akhirnya lambat laun kita akan terbiasa dengan hal itu. Dan anak-anak akan menerima dan percayanya perkara bathil tadi. Musuh-musuh kita tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan etika. "Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik, zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi
menjadi hal yang lumrah, sex sebelum nikah menjadi suatu hiburan dan trend, materialistik kini menjadi suatu gaya hidup dan lain lain.""Semuanya sudah terbalik.
Jadi apa daya kita untuk mengatasi fenomena ini? Jawapannya...
Dan diulangkan seperti tadi, tentu saja anak-anak tadi keliru dan kekok, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kekok. Selang beberapa saat, permainan berhenti. Si Bapa
tersenyum kepada anak-anaknya. "Anak-anak, begitulah kita ummat Islam. Mulanya yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Kita begitu jelas
membezakannya.
Namun kemudian, musuh-musuh kita memaksakan kepada kita dengan berbagai cara, untuk menukarkan sesuatu, dari yang haq menjadi bathil, dan sebaliknya."" Buat permulaan mungkin agak sukar bagi kita menerima hal tersebut, tapi karena terus digembar-gemburkan dengan cara-cara
menarik oleh mereka samada melalui TV maupun suratkhabar, akhirnya lambat laun kita akan terbiasa dengan hal itu. Dan anak-anak akan menerima dan percayanya perkara bathil tadi. Musuh-musuh kita tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan etika. "Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik, zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi
menjadi hal yang lumrah, sex sebelum nikah menjadi suatu hiburan dan trend, materialistik kini menjadi suatu gaya hidup dan lain lain.""Semuanya sudah terbalik.
Jadi apa daya kita untuk mengatasi fenomena ini? Jawapannya...
Kita perlu kembali kepada Islam. Pegang kepada pedoman AlQuran dan Al Hadith. Berpakaianlah dengan cara Islam, Jauhilah daripada zina dan perkara-perkara yang mendekati zina, berkawan dengan kawan-kawan yang memberi nasihat baik dan jauhi kawan yang mengarah kejahatan. Pacu kehadapan dengan ilmu akhirat dan dunia. Sentiasa ingat Allah berada bersama kita. Allah melihat, mendengar dan mengetahui gerat isihati kita. InsyaAllah kita akan selamat. Wallah ul Ahlam.
No comments:
Post a Comment