PENYELIDIKAN PRA-U 2011

Sunday, June 12, 2011

Pepsi Adalah 'Pay Every Penny to Save Israel.'

PEPSI ertinya..
  • Huruf P pertama berarti “Pay” (Berikan),
  • E untuk “Every” (Setiap).
  • Huruf ketiga P untuk “Penny”. Penny adalah koin kecil yang kamu terima dan kamu tak tahu apa yang akan kamu buat dengannya.
  • Pemberian itu untuk S “Save” (Menyelamatkan),
  • I – “Israel”.
Dengan kata lain, berikan setiap koin kecil yang kamu terima untuk selamatkan Israel. Mereka tak ingin wang kamu, mereka hanya ingin koin pecahan kecil, penny kamu. "...dalam ekonomi Amerika, penny adalah seperseribu dolar. Nilainya amat kecil." kata Hazem Abu Ismail.
Hazem seorang pemimpin Mesir pada Februari 2009 lalu, mengeluarkan kenyataan di depan Al Nas TV, sebuah kanal Muslim, menyeru supaya diadakan boikot dari kaum Muslimin terhadap Pepsi kerana hal tersebut. Secara spesifik, Hazem Abu Ismail menyatakan, berdasarkan transkrip sama yang diberikan oleh MEMRI, Institut Kajian Media Timur Tengah yang berpusat di Washington tentang erti dari nama Pepsi itu. Pemimpin Muslim itu dengan tegas mengatakan mereka tidak akan menarik balik kenyataan bahawa Pepsi Cola adalah nama kode bagi pengkomplot Zionis.
Sebelumnya, seorang anggota parlemen organisasi Hamas di Gaza juga mengeluarkan kenyataan sama tentang hal tersebut pada April 2008 silam. Bercakap dalam stesyen TV Al-Aqsha, anggota perlemen Salem Salamah menyatakan, “Ada berbagai perusahaan yang didirikan oleh para kolonialis dan pendudukan berbagai perusahaan besar dengan banyak cabang di seluruh penjuru dunia, seperti Pepsi, Pepsi Cola. Ini adalah perusahaan terkemuka. Pepsi adalah singkatan dari Pay Every Penny to Save Israel.”
Mereka mengatakan..
“Sumbangkan pecahan kecil yang tidak kamu perlukan, tetapi berikanlah dengan alasan menasabah. Bila kamu kumpulkan pecahan kecil ini, kamu boleh beli minuman ini. Mereka mengambil masing-masing kata awalan dan membentuk kata “Pepsi”. Bila kamu bayar (untuk membeli Pepsi), kamu akan menyelamatkan Israel.
“Saya tak kata hanya tentang Pepsi, tetapi tentang Coca Cola dan kesemuanya. Saya tak akan menyebutkan suatu produk. Kamu lihat sendiri. Kamu Muslim. Kamu boleh sampaikan kepada saya. Saya tidak tahu. Anak kecil saya bahkan lebih tahu tentang boikot ini daripada saya. Masa kami berbelanja, dia katakan pada saya: “Beli ini, jangan yang itu.” Dia mengetahuinya. Dia sudah menjadi ahli dalam hal ini”.
Selama bertahun-tahun, The Coca Cola Company dan produk-produknya banyak menimbulkan kritikan oleh berbagai kalangan dengan bermacam-macam alasan termasuk efek negatif produk-produk tersebut terhadap kesehatan, lingkungan, penggunaan pestisida dalam jumlah besar produk-produknya, praktek eksploitasi buruh dan masih banyak alasan lagi.
Tidak sedikit pula dari alasan-alasan tersebut yang membawa perusahaan tersebut menghadapi tuntutan perundangan dan menciptakan kontroversi yang terdapat pada logo produk Coca Cola. Dalam logo Coca Cola jika dibaca terbalik akan menjadi sebuah tulisan Arab yang dapat dibaca jelas sebagai “Laa Muhammad Laa Mekkah”, yang berarti tidak ada, Muhammad tidak ada ada mekah.
Maulana Kalbe Jawwad, seorang ketua agamaan Shias, mengatakan: “Hal ini merupakan penghinaan terhadap Tuhan. Kami akan meminta Muslim di negara ini dan seluruh dunia untuk memboikot produk tersebut sampai perusahaan tersebut menarik kata-kata yang menyinggung itu. Hingga kini aksi pemboikotan terhadap produk-produk zionis ataupun perusahaan yang memberi sumbangan pada Israel masih terus berlanjutan.
Bagi aktivis, meskipun belum dapat membantu saudaranya dalam berjuang, tetapi dengan mengalihkan beberapa jumlah wang untuk mengurangi kemasukan ‘sumbangan Israel’ dinilai sebagai aksi nyata yang dapat membantu ‘mengurangi pendanaan zionis’ untuk menjajah Palestin.
Jadi, sudahkah anda bergabung dan melakukan boikot untuk membantu saudara seiman anda? Ingatlah, aksi boikot, ‘menyimpan’ beberapa wang kita yang akan kita hamburkan untuk zionis, diniatkan untuk membantu perjuangan saudara seiman seaqidah akan memberkatkan pahala dari Allah. Kerana walau separuh kurma yang kita berikan dengan niat shodaqoh pun tak pernah dianggap ‘remeh’ oleh Allah. Allah Maha Pemberi. Wallohua’lam. (IH/Simber arrahmah.com)

No comments:

Post a Comment